"Ouw," Fikri pun mengangguk, "artinya calon suamimu ini sangat, sangat, sangat baik ya," kata Fikri dengan santainya.Sementara Nada merasa bahagia karena Fikri pun tampaknya sudah sadar bertapa baiknya Tama selama ini."Iya, Kak. Berarti Kakanda nya Nada adalah orang baikkan Kak?" Tanya Nada lagi penuh semangat.Bahkan terkesan bangga bisa diperjuangkan oleh Tama, meskipun seorang duda namun jauh lebih baik tentunya tidak menjadi masalah sama sekali."Iya, tentu," Fikri pun mengangguk, kemudian meneguk mineralnya."Nah, Ayah jangan ragu ya, Kakanda Tama baik kok," Nada pun cengengesan pada Adam, tidak mengerti hati Ayahnya itu sedang terbakar kemarahan."Percaya, Ayah pasti percaya pada," Fikri pun melihat Tama dengan tajam, "Kakanda Tama ini," Fikri tersenyum miring melihat Tama.Rasanya ingin sekali menelan Tama hidup-hidup."Kak Fikri, Nada tanya ke Ayah! Kok, Kakak yang jawab.""Iya, tapi Kakak tahu isi pikiran Ayah. Jadi, Kakak saja yang mewakilinya," jelas Fikri.Sementara Adam
Leer más