Bab 401

"Ada-ada saja," umpat Fikri kemudian menutup pintu dan menguncinya dengan segera.

Glek!

Mentari meneguk saliva saat kunci pintu kamar berhasil di putar oleh Fikri.

Seketika Fikri pun menatapnya, berjalan ke arahnya dan melingkarkan tangannya di pinggang Mentari.

"Fikri, aku," Mentari berusaha untuk mencari alasan, berharap bisa menghindari malam ini.

Bukan Mentari tidak mau, hanya saja dirinya masih malu.

"Apa?" Bisik Fikri dengan parau di telinga Mentari.

Lagi-lagi Mentari menegang merasakan napas hangat Fikri.

"Kenapa tegang sekali?" Fikri menyadarinya sehingga merasa bingung.

"Anu, aku. Aku, sakit perut," Mentari pun memegang perutnya.

Fikri pun mengangkat sebelah alisnya, tampaknya tahu istrinya itu sedang berusaha untuk mengelabuinya.

Artinya dari tadi Mentari juga demikian.

"Sakit?"

"He'um, lepasin ya. Aku mau ke kamar mandi," Mentari berusaha untuk melepaskan tangan Fikri yang melingkar pada pinggangnya.

Tetapi Fikri tidak mau, dirinya sadar Mentari sedang menegang dan berusaha
Capítulos gratis disponibles en la App >

Capítulos relacionados

Último capítulo