Bab 109

"Kamu nggak papa, kan?" Zidan merasa semua harus di luruskan, mengingat dirinya akan semakin bersalah jika tidak mengatakan segala kebenaran pada Kinanti.

"Kinanti, bisa aku berbicara?"

Dengan ragu Zidan menatap wajah Kinanti. Tetapi, lagi-lagi ingin mengakui jika dirinya adalah penyebab utama dari permasalahan yang terjadi.

"Tidak usah sekarang Dok, saya ingin sendiri dulu."

"Tidak bisa, kamu harus mendengarkan aku."

Kinanti sejenak diam menimbang raut wajah Zidan terlihat memohon padanya, hingga akhirnya kembali duduk di kursi sambil memeluk Fikri.

Lama Zidan terdiam sambil menatap wajah Kinanti, ada rasa takut tetapi, semua harus di katakan.

Lebih baik mengakui kesalahan saat ini, dari pada nantinya Kinanti tahu dari orang lain.

"Dokter, bisa bicara sekarang? Atau saya masuk "

Zidan memegang tangan Kinanti, mencegah agar tidak masuk ke dalam rumah.

"Semua terjadi karena, aku," kata Zidan dengan susah payah.

Kinanti tidak mengerti apa maksud Zidan. Sehingga hanya diam tanpa bicara
Capítulos gratis disponibles en la App >

Capítulos relacionados

Último capítulo