Bab 240. Terjepit
Tangan ini reflek menutup pintu kembali. Namun, gerakan tanganku terhenti dengan kakinya yang mengganjal daun pintu. Kekuatanku pun luruh saat mendapati dia yang meringis kesakitan.“Ran! Aku cuma akan mengantar ini!” serunya sambil mengaduh. Tangannya menunjukkan buku novel yang aku bawa tahu. Ternyata ini yang menyebabkan dia mendatangiku. Seingatku aku memasukkan ke dalam tas, kenapa sekarang ada di tangannya?“Ma-maaf, Mas Bram.” Aku membuka pintu sedikit, dan dia pun menundukkan badan memegang kaki sambil mengerang kesakitan.“Ran, kamu makannya apa, sih. Sampai sekuat itu. Kayak Dinosaurus,” celetuknya dengan menunjukkan wajah kesakitan. Saat merasakan sakit saja dia masih sempat melontarkan banyolan aneh seperti itu. Ini yang membuatnya gampang akrab dengan orang lain, tidak sepertiku yang terkesan kaku.“Sakit?”“Banget! Aduh!”“Kalau gitu masuk saja dulu. Aku periksa kakimu dulu, Mas.” Merasa bersalah, pintu aku bentangkan, dan lelaki yang dulu menjadi tumpuan hidupku pun mas
Leer más