Bab 234. Senjata Makan Tuan

“Papi!” Wisnu mengurai tanganku yang merengkuhnya. Kemudian dia menegakkan badan bersamaan dengan Mas Suma yang sudah menghampiri kami.

“Aku cari dimana-mana ternyata malah ngobrol di sini,” ucap Mas Suma sambil menarik kursi dan duduk di antar kami berdua.

Sesaat kecanggungan terjadi. Aku merasa tertangkap basah saat berbicara dengan anakku yang menghindari kehadiran suamiku ini.Walaupun, kami kan tidak melakukan hal buruk apalagi kesalahan. Kami hanya membutuhkan ruang berdua.

“Mama tanya tentang rencana Wisnu setelah wisuda nanti, Pi,” terang Wisnu seakan tahu keadaaanku.

“I-iya. Tadi aku kebangun dan kepikiran. Kebetulan Wisnu belum tidur. Ya udah, kita jadinya ngobrol,” tambahku sambil menilik raut wajah suamiku ini, tidak ada yang mengkawatirkan. “Mas Suma aku bikinkan jahe hangat?” Aku berdiri setelah dia mengangguk.

Hatiku lega, walaupun sedikit. Mas Suma yang akhir-akhir ini sensitif kalau membicarakan tentang Wisnu, semoga tidak salah paham.

Pernikahan seperti kami ini, tid
Capítulos gratis disponibles en la App >

Capítulos relacionados

Último capítulo