Bab 238. Pasangan Serasi

“Tinggallah sebentar, Ran.” Mas Bram menunjukkan tatapan memohon, menghentikan gerakan tanganku yang akan memasukkan novel ke tas jinjingku.

“Mereka sudah jalan ke sini. Ini pesan mereka,” ucapnya seraya menjulurkan tangan yang memegang ponsel.

Aku manatapnya ragu. Mengiyakan sama saja membiarkan diri ini terjebak dengan masa lalu. Namun, menolaknya justru menunjukkan sikap tidak dewasa yang bisa jadi merujuk pada kesalahpahaman. Dia akan menganggap aku masih menyimpan rasa untuknya.

Masih terekam percakapan mereka barusan melalui ponsel laki-laki di depanku ini.

“Jadi Wisnu itu anakmu? Padahal anakku satu unitas dengan dia. Bahkan pernah main ke rumahku,” seru Aryo saat tadi video call.

“Kamu keterlaluan sekali, Aryo. Wismu itu foto kopiku. Wajahnya mirip banget denganku,” sahut Mas Bram sambil menunjuk wajahnya.

“Tapi Wisnu itu tidak gelas sepertimu. Dia putih. Aku aja sempat berpikir, dia itu mirip artis Korea.”

“Ya iyalah. Wisnu itu perpaduan antara aku dan Maharani. Ini Mamanya W
Capítulos gratis disponibles en la App >

Capítulos relacionados

Último capítulo