Bab 239.  Jangan-Jangan

“Memang apa yang kita lakukan? Aku dan kamu hanya sekadar minum kopi dan ngobrol, kok,” kilah Mas Bram saat aku menunjukkan kekesalan. Saat ini kami berdua kembali setelah Wisnu pamit menuju kamar, kemudian disusul kepulangan Aryo dan Ninin menuju hotel tempat mereka menginap.

“Tapi Mas Bram. Status kita sekarang berbeda. Kita—“

“Ran…. Bisa tidak, kita santai sejenak?”

“Tidak!” sahutku cepat.

Santai apa maksudnya? Memang kami anak muda yag masih bisa berha-ha hi-hi antara laki-laki perempuan. Apa dia tidak merasa kalau sudah berusia senja?

“Anggap saja kita teman lama yang baru bertemu kembali. Yah, seperti aku bertemu Aryo. Bukan! Atau aku bertemu Ninin. Biasa saja, kan? Kita ngobrol santai. Apakah itu salah?”

Aku menghela napas menghadapi manusia batu di depanku ini. Berdebat dengan Mas Bram membutuhkan energi dan emosi yang besar.

“Bertemu teman lama tidak salah, Mas? Yang salah pertemuan kita. Dari tadi, perkataan Mas Bram selalu mengungkit masa lalu.”

“Memang itu juga salah? Aku
Capítulos gratis disponibles en la App >

Capítulos relacionados

Último capítulo