Bab 236. Pengobat Kangen

“Mas Suma yakin akan menggunakan ini?” tanyaku sambil membuka kerudung yang aku kenakan.

Permintaan aneh Mas Suma. Dia menginginkan kerudung yang sudah terpasang di kepala ini. Kerudung batik berbahan sutra.

“Iya, Ran. Bagus kok dipadukan dengan mantelku ini. Seperti fashion di Paris, mereka menggunakan syal untuk pemanis,” ucapnya memberikan alasan

“Aku carikan yang baru saja, ya? Ini jelek.” Dengan kerudung masih tersampir di pundak, aku beranjak menuju almari. Niatku memilihkan warna yang terlihat maskulin, dibandingkan yang aku kenakan ini lebih didominasi warna merah. Kurang pas kalau untuk lelaki.

Baru saja tangan ini akan membuka daun pintu, Mas Suma sudah mencekal dan menyentakkan tangan ini.

“Kenapa?” Aku yang sudah di dalam pelukannya, mengangkat dagu.

Bukannya menjawab, justru tangan lelakiku ini menyusuri lengan dan berakhir menangkup pundak ini. “Ran, aku mau kerudung ini. Masih lekat aromamu. Ini sebagai obat rinduku saat di sana.”

Matanya terlihat sayu dengan senyuman y
Capítulos gratis disponibles en la App >

Capítulos relacionados

Último capítulo