Bab 232. Masa Depan Wisnu
POV Maharani

Lega. Itu yang aku rasakan saat ini. Tugasku mempertemukan Amelia dan ibu kandungnya sudah terlaksana. Kelanjutannya, tergantung pada Dewi untuk memanfaatkan hubungan yang mulai dekat ini.

“Terima kasih ya, Ran.” Mas Suma merengkuhku dan mencium keningku.

“Mas, ini di tempat parkir. Tidak enak sama Satpam.” Aku mendorongnya pelan, tapi tangannya justru dipererat. Kalau Amelia dan Wisnu sudah biasa. Mereka hanya tersenyum, kemudian bergegas masuk mendahului kami.

“Mereka pura-pura tidak melihat. Tuh, pada asyik makan, kan?” bisiknya semakin membuatku gemas dan melayangkan cubitan di perutnya.

Bukannya mengaduh, dia malah berbisik yang membuat pipi ini menghangat. “Hati-hati kalau cubit perut. Bawahnya juga ikut berkedut.”

Aku melotot melihat matanya yang berkedip-kedip. Kan malu kalau kedua satpam itu mendengar selorohannya. Tanpa melepas rangkulan, kamipun beriringan masuk ke rumah.

“Tadi terima kasih untuk apa?”

“Ya, kamu sudah legowo mengijinkan Maminya Amelia ma
Astika Buana

Punya ayah tiri yang terlalu sayang, ternyata juga meresahkan. Seperti Papi Suma ini.

| 1
Capítulos gratis disponibles en la App >

Capítulos relacionados

Último capítulo