Keesokan harinya Fikri pun siap menjalani peran barunya sebagai mana yang diinginkan oleh Mentari.Menjadi orang biasa.Fikri pun mencari Ujang, tukan kebun yang bekerja dikediamannya."Bunda, lihat Ujang?""Kalau tidak salah di kebun belakang, kenapa? Tumben sekali mencari Ujang?" Kinanti menatap pakaian Fikri.Biasanya jika pagi begini begitu rapi dan bersiap-siap untuk berangkat bekerja, malah pagi ini masih menggunakan baju santai."Fikri mau pinjam pakaian Ujang.""Pinjam?" Sarah yang tidak sengaja mendengar pun langsung ikut menimpali pembicaraan antara Kinanti dan Fikri."Iya, Oma. Tari, mau menikah dengan Fikri, syaratnya harus membeli cincin nikah dengan bekerja menjadi orang biasa, katanya yang benar-benar dari keringat Fikri sendiri.""Begitu," Sarah pun mangguk-mangguk merasa mengerti."Terus harus pakai pakaian Ujang, gitu?" Tanya Kinanti.Tampaknya cinta Fikri pada Mentari begitu besar, hingga siap melakukan apa saja."Fikri sekalian mau tanya, cari kerja jadi orang bias
Ler mais