Bab 368.  Kaget dan Takjub

Mobil sudah siap, termasuk dua mobil pengawal. Catherine yang masih belum jelas keberadaannya, menjadi alasan Mas Suma untuk tetap memperkerjakan mereka.

“Aku tidak mau mengambil resiko. Lengah sedikit yang menyebabkan aku menyesal seumur hidup,” ucap Mas Suma menolak ucapanku yang keberatan.

Pengawalan yang mencolok sebenarnya membuatku risih, bahkan enggan keluar rumah. Kecuali terpaksa.

Satu mobil di depan. Di tengah mobil yang kami tumpangi. Pak Maman sebagai pengemudi dengan Mas Suma di sebelahnya. Sedangkan aku memangku Anind dan Denish duduk ditengah-tengah antara aku dan Amelia.

Mbok Inah, Mbak Tias, dan Mbak Dwi juga ikut. Mereka menumpang di mobil pengawal yang mengikuti kami.

“Kak Amel cantik,” ucapku sambil menyentuh rambut yang dikepang dua. Dipiling dari atas dengan dipadukan dengan pita satin putih. Dandanan yang sesuai dengan usianya.

“Amel lihat di internet, Ma. Hasil karya Mbak Tias dan Mbak Dwi.” Bibirnya yang dipulas pewarna merah muda menunjukkan senyuman. Kalau
Capítulos gratis disponibles en la App >

Capítulos relacionados

Último capítulo