Bab 183. Tidak Kangen?
Seketika aku mengenyit sambil tersenyum tersipu. ‘Segitu kangennyakah dia padaku? Ternyata kerinduanku tersambut.’

“Berarti kita hanya berdua saja?” tanya Mas Suma sembari melepas kancing lengan dan menggulungnya sampai siku.

Tanpa melihat ke arahku, dia duduk di kursi dan membuka laptop. Aku memperhatikan apa yang dilakukan, ketika dia mengambil flash disk dari kantong saku celana.

“Ini rekaman CCTV yang pasti membuatmu percaya kalau aku suami yang setia,” ucapnya lagi dengan perhatian ke layar laptop yang sudah menyala.

Ternyata, dia menyeretku masuk ke kamar dengan tergesa untuk ini. Senyumku terbit dengan sendirinya dengan kedua pipiku yang menghangat. Aku pikir dia sudah tidak sabar untuk berduaan denganku.

Namun, apa yang diupayakan tidak kalah manisnya. Dia berusaha untuk tetap mendapatkan kepercayaan utuh dariku. Apalagi kalau bukan alasan cinta dan tidak mau berpisah denganku. Iya, kan?

“Ran …. Kamu kok diem saja dari tadi? Ini aku mendapatkan bersama Pak Tiok. Apa dia s
Astika Buana

Rasa cemburu itu tanda cinta, tetapi kalau berlebihan sudah merujuk pada ketidakpercayaan. . . Bukankah hubungan yang kuat dikarenakan pondasi cinta dan direkatkan dengan kepercayaan? ' *** . Penjelasan yang terakhir ini membuatku kaget. Mataku membulat menatapnya tak percaya. Membayangkan Kak Jazil surfing dan mengajari bule. Apalagi yang perempuan dan berbaju bikini minimalis, hanya memakai penutup seperti tali terselip. . Tidak mungkin kan, mereka tidak bersentuhan. Pasti ada adegan jatuh-jatuh, kemudian berpelukan, dan pandang-pandangan. Terus …. Aarrg! . Perempuan memang sering overthingking, ya? . Ikuti cerita ini di: KEPINCUT BOSS NDESO . Terima kasih

| Me gusta
Capítulos gratis disponibles en la App >

Capítulos relacionados

Último capítulo