Bab 189. Sore Bersama

Jalan yang kami lewati sudah memasuki kawasan persawahan. Masih saling bergandengan tangan, kami disambut udara sejuk yang tertiup dari hamparan hijau yang terhampar.

Sesekali kami mengangguk menyapa para petani yang bersiap menyudahi pekerjaannya. Mereka membersihkan diri dan peralatannya di parit kecil yang mengalirkan air begitu jernih. Noda lumpur menandakan harapan aka hasil panen yang diharapkan melimpah. Senyuman hangat ditujukan kepada kami dengan hati yang tulus.

“Tuh, lihat mereka yang terlihat sehat. Itu karena mereka bekerja dengan menggerakkan badan. Berbeda dengan kita yang badannya jarang bergerak, sedangkan kepala diperas habis-habisan. Makanya, untuk mengimbangi, kita harus sering-sering olah raga seperti ini,” seru Mas Suma sambil mengedarkan pandangan ke sekeliling.

Dari kejauhan, tampak Amelia dan Wisnu melambaikan tangan. Mereka loncat-loncat sambil melambaikan tangan.

“Mereka kenapa?” tanyaku heran.

“Tunggu saja. Di sana sudah ada kejutan yang menunggu,” ucap Mas
Capítulos gratis disponibles en la App >

Capítulos relacionados

Último capítulo