Bab 191. Ada syaratnya!
Sepanjang jalan pulang, tak henti-hentinya Amelia meledek Mas Suma yang ketiduran di pondok. Mereka saling adu argumen kalau dia paling benar. Aku dan Wisnu hanya mengikuti sambil tersenyum.

‘Hmm… keadaaan sudah mulai normal.’

*

“Aku pikir kamu sudah tidur,” seru Mas Suma sesaat setelah membuka pintu kamar.

Setelah makan malam, memang aku langsung masuk ke kamar. Meninggalkan Mas Suma yang berbincang dengan Wisnu di teras depan. Tentu saja, setelah menghidangkan camilan pisang rebus dan teh hangat untuk mereka.

Aku menoleh ke arahnya dan menunjukkan senyuman. Apalagi mendapati penampilannya yang mulai berubah saat di kampung. Entah kenapa, dia sekarang enggan menggunakan piyama dan justru menyukai menggunakan sarung saat santai seperti ini.

“Ini namanya penampilan adaptasi, Ran. Kalau di sini mana ada orang menggunakan piyama. Dengan pakai sarung, aku seperti orang kampung, kan?” Itu yang ucapkan memberi alasan.

Yang membuatku menautkan alis saat dia menambahkan alasan berikutny
Astika Buana

Baca juga ceritaku yang lain, Kak. - Mbak Arsitek Perancang Cinta - Kepincut Boss Ndeso - Ipar Pergi Saat Kami Tak Punya Uang Lagi - Diusir Ipar Setelah Suami Tiada . . Terima kasih. Bahagia selalu, ya.

| 1
Capítulos gratis disponibles en la App >

Capítulos relacionados

Último capítulo