Bab 190. Tidak Pudar
Aku tersenyum melihat gaya tidur suamiku ini. Belum lama dia memberikan wejangan untuk mengurangi tidur siang dan menggantikan dengan olah raga, eh, ternyata dia berakhir dengan terkapar dengan mulut terbuka.

Hmm… usia sering kali menghianati keinginan. Inginnya setelah olah raga menikmati alam terbuka di tengah sawah ini, tapi tidak mampu menolak godaan merajut mimpi. Apa justru sekarang ini wujud kenikmatannya. Tertidur dalam belaian udara sejuk di sela kicauan burung sebagai pengantarnya?

Perlahan, aku katupkan rahang Mas Suma. Gerakan sepelan mungkin supaya tidak mengusik tidurnya. Dia memeng terkadang menjengkelkan, tapi waktu terasa kurang saat dia tidak ada di sisiku. Menatap wajahnya yang mulai dihiasi kerutan, dan beberapa rambut putih yang menyeruak di sela warna hitam, pertanda tambahnya usia. Ini menyadarkan aku bahwa kami sudah mengarungi kebersamaan dalam perkawinan dalam waktu yang tidak sebentar.

Apalagi yang akan dicari, selain kebahagiaan?

Kami sudah tidak muda l
Astika Buana

Punya suami yang seperti Mas Suma, gak? Ngeselin, tapi tetap cinta.

| 1
Capítulos gratis disponibles en la App >

Capítulos relacionados

Último capítulo