Bab 185. Baru Punya Anak?
Hubungan kami seakan menjadi baru kembali. Seperti dahan yang pernah patah, sekarang tumbuh tunas-tunas baru yang menandakan cinta kami tak lekang karena masalah yang mengharu biru.

Bahkan, Mas Suma memberi instruksi ke kantor untuk tidak menghubunginya selama satu minggu. Kecuali dalam keadaan terpaksa tentunya.

“Apa ini tidak apa-apa? Bukankah perusahaan lagi membutuhkan kehadiran Mas Suma?” ucapku melayangkan protes terhadap tindakannya.

Membayangkan ini berakibat pada kehidupan para karyawan, aku tidak tega. Mereka sudah mempunyai keluarga yang kebutuhan sehari-harinya tidak bisa ditangguhkan. Iya kalau suamiku karyawan biasa, tinggal minta izin dengan resiko potong gaji. Sedangkan Mas Suma pemilik sekaligus pimpinan yang istilahnya berkedip saja, bisa mengakibatkan masalah besar.

“Ran. Kalau melihat mana yang penting, semuanya penting dan membutuhkan kehadiranku. Tapi, sekarang kelangsungan keluargakulah yang menjadi prioritas. Aku tidak mau menua dan tenggelam pada pekerjaan.
Astika Buana

"Bukankah sepasang kaki bisa mengayuh bersama karena mereka berbeda. Kanan dan kiri. Mereka saling melengkapi, itulah yang membuat sebuah langkah terjadi. Aku ingin menjadi teman hidup Kak Jaz. Kita bisa saling menguatkan dalam melangkah," ucapku mengutip yang pernah aku baca tentang sepasang kaki. . . . Ini cuplikan di cerbung"Kepincut Boss Ndeso."

| 1
Capítulos gratis disponibles en la App >

Capítulos relacionados

Último capítulo