Bab 160. Lagi ya, Ran
Aku mengaduh dan membalas mencubit perut Mas Suma dengan gemas. Sebelum mencubit yang kali kedua, tangan ini ditangkapnya. Seperti terhipnotis, mata ini terpaku pada matanya yang mulai berkabut, menyiratkan hasrat yang mulai terpatik.

“Ran ….”

“Hmm ….”

“Minta bekal, ya,” bisiknya sesaat sebelum mengikis jarak wajah kami. Dengus napasnya yang mulai menerpa permukaan kulit ini, mulai membuat diriku ditenggelamkan pada setiap sentuhan lembutnya. Saling menyambut dan menautkan rasa, kami pun bersama mengarungi samudra cinta yang menggairahkan. Bersandar bersama di pelabuhan kepuasan.

Dengan mengetatkan selimut, kami yang masih polos bergelung melepas penat sembari berbagi kehangatan. Mas Suma mencium pundak ini sambil berbisik, “I love you, Honey.”

Sentuhan bibir di permukaan kulit ini masih meninggalkan geleyar indah di hati. Seakan menarik tubuh ini untuk lebih menyelusup dalam pelukannya. Kata cinta dan sayang dia bisikkan, menghangatkan hati ini dan mengukuhkan rasa percaya bahwa
Astika Buana

Kira-kira, Maharani dan Tuan Kusuma bisa menahan kangen, tidak? Apakah liburan ini semakin mengeratkan hubungan mereka, atau justru membuat celah keraguan menjadikan jarak semakin terbentang? Ikutin terus, ya. Terima kasih. Jangan lupa untuk berbahagia.

| 1
Capítulos gratis disponibles en la App >

Capítulos relacionados

Último capítulo