Bab 147. Tidak Bisa Pulih?
Tuhan sudah memberiku kenikmatan yang luar biasa. Keluarga, pekerjaan dan sahabat yang mendukung dan menyayangiku. Sakitku ini bukanlah musibah, namun pembuktian bahwa mereka yang kucinta ada untukku.

Tidak hanya anak-anak dan suami, tetapi juga teman kerja yang setia membantuku, termasuk semua yang mendukungku di rumah ini. Jadi untuk apa aku kawatir? Toh, aku masih bisa menjalankan aktifitas sehari-hari.

Semua menyambut gembira kepulanganku, terlebih anak-anak yang selama ini terpisah. Aku yang duduk bersandar di ranjang dikelilingi Wisnu dan Amelia yang mengajak adik-adiknya—Anind dan Danish. Seakan menahan rindu yang sangat, kedua balitaku berceloteh sembari menempel di tubuh ini.

“Akhirnya Mama pulang ….” ucap Wisnu sembari memijit kakiku. Wajahnya menunduk seperti menyembunyikan sesuatu. “Selama tidak ada Mama di rumah sakit, rumah seakan kosong,” tambahnya lirih. Tangannya mengusap kasar wajahnya dan memberiku senyuman dengan mata yang sudah memerah.

“Sini, Kak,” ucapku den
Capítulos gratis disponibles en la App >

Capítulos relacionados

Último capítulo