Bab 152. Aku Rela

POV Maharani

Dalam keterbatasan, ternyata kami masih bisa menikmati kebersamaan ini. Walaupun sempat terjeda, tetap saja hasrat yang sudah terpaut enggan untuk disudahi.

Sofa ini menjadi korban pelampisan kami, bantal yang semula berjajar rapi terlempar entah kemana demi memberi ruang kami berdua. Sembari manata napas, tangannya memeluk pinggang ini dengan sesekali masih mengenduskan hidung di tengkukku yang masih lembab karena keringat. Untung saja ada kain rajut berukuran lebar yang biasa aku letakkan di sandaran sofa. Sekarang, berguna melindungi kami yang sudah kehilangan pakaian yang entah tercecer dimana.

“Sebentar, Ran. Aku masih ingin peluk seperti ini,” bisiknya ketika aku hendak mengurai tangannya.

“Tapi, Mas. Nanti ada yang datang.”

“Tidak mungkin. Wisnu pasti mencegahnya. Dia tahu aku menyusulmu ke sini.”

Sontak, aku kaget dan membalikkan tubuh ke arahnya. “Jadi dia tahu kita—“

“Wisnu sudah gede. Bukan anak kecil lagi, Honey. Dia juga anak yang pengertian, memberi waktu Ma
Capítulos gratis disponibles en la App >

Capítulos relacionados

Último capítulo