Bab 150. Good luck, Pi!

Apakah yang aku tangkap ini benar? Aku akan mencari tahu nanti.

***

“Mas Suma mau dibuatkan teh?” Usapan lembut di bahu ini dan suara Maharani menghentikan aktifitasku.

Sejenak aku jauhkan laptop kemudian menoleh ke arahnya. Senyuman yang aku rindukan menghias di wajah istriku yang masih terlihat pucat. Dalam keadaan seperti ini pun, dia masih berusaha memperhatikan aku. Sikap manjaku kepadanya seperti sudah menjadi kebiasaan dan tanpa sengaja menjadi tuntutan yang harus dia lakukan. Walaupun dalam keadaan sekarang ini.

Kuusap lembut punggung tangannya, kemudian menarik tubuhnya ke pangkuanku. Sekilas, aku merasa tubuhnya tegang, walaupun terhapus dengan senyuman seperti biasanya. Bobot tubuh istriku tidak seberat sebelumnya. Tubuhnya terlihat lebih kurus, malah terasa ringan di pangkuanku.

“Mas Suma. Apaan, sih. Ditawarin minum kok malah jadinya gini,” ucap istriku sembari mengalungkan kedua tangannya padaku.

Aku tersenyum sembari mencium bibirnya perlahan, kemudian menautkan rambutn
Capítulos gratis disponibles en la App >

Capítulos relacionados

Último capítulo