Bab 145. Tersiksa

POV KUSUMA

Melihatmu kesakitan membuatku tersiksa.

Malam itu, duniaku seakan terbalik, Maharani berdarah dan pingsan. Perkataan apapun yang diutarakan Hendra tidak menyurutkan kecemasanku. Semua pikiran buruk memenuhi kepalaku.

Begitu juga saat laporan medis disodorkan kepadaku. Kepalaku seakan mau pecah, hatiku tercabik-cabik dan yang tertinggal hanya penyesalan. Aku meruntuki diriku sendiri, apakah ini karena keegoisanku? Memaksa Maharani untuk memiliki keturunan dalam usia yang tidak muda lagi. Bahkan dalam jarak yang begitu dekat.

Aaarrrrgg ...!

"Suma. Itu bukan penyebabnya, banyak sekali faktor yang menyebabkan keadaan ini. Kamu jangan bersikap seperti itu," jelas dr. Hendra.

"Tapi aku memberikan resiko kepadanya dan sakitnya ini karena aku tidak menjaganya dengan baik."

Ketakutanku akan kehilangan membuatku gila. Semua urusan aku alihkan ke rumah sakit. Bahkan, aku berkantor di sini. Aku tidak ingin kehilangan waktu sedikitpun tanpa melihatnya. Rumah sakit bisa menjadi tempat pe
Leia este capítulo gratuitamente no aplicativo >

Capítulos relacionados

Último capítulo