Bab 490
Tama mengusap wajahnya yang sudah babak belur tubuhnya penuh dengan lebam. Namun, percayalah sakit di hati jauh lebih parah dari pada luka yang tampak karena Fikri dan Adam.

Tama pun akhirnya memutuskan untuk pergi, dirinya sangat tidak mengerti dengan semuanya.

Hingga sebelum masuk ke dalam mobil mata Tama pun tidak sengaja melihat Nada yang berdiri di balkon kamarnya.

Tama pun mengangkat tangannya, sementara Nada hanya diam menatap dengan iba.

Keadaan Tama benar-benar membuat Nada merasa kasihan, tapi itulah perjuangan yang harus dilakukan.

Ataupun mungkin saja Tama lebih memilih mundur dari semua perjuangan, sebab tidak ingin membuat masalah dengan Adam dan Fikri.

Entahlah, Nada hanya bisa menarik napas panjang. Berharap akan ada jalan terbaik untuk hubungan mereka kedepanya.

Hingga sesaat kemudian Tama pun pergi, perasaannya benar-benar tidak karuan.

Sepanjang perjalanan pulang Tama hanya mengingat semua yang dikatakan oleh Adam, bahkan Tama pun membenarkan semuanya.

Namun, tidak j
Capítulos gratis disponibles en la App >

Capítulos relacionados

Último capítulo