Sore harinya Tama pun mengirimkan pesan pada calon istrinya.Siapa lagi kalau bukan Nada.[Sayang, Mas kangen] Om Tama.Nada pun berguling-guling di kasur, membaca pesan dari Tama sungguh membuat hati menjadi kegirangan.[Nada juga kangen] Nada.Ya ampun mendadak Tama kehilangan kata-kata, sungguh apa yang dikirimkan oleh Nada seakan menariknya kembali menjadi ABG.[Boleh, Mas datang sekarang?] Om Tama.Ya ampun Nada terus saja berguling-guling di kasur, hingga akhirnya terjatuh."Aduh," Nada pun meringis menahan sakit pada pinggangnya.Mengapa bisa dirinya terjatuh, tapi tidak masalah. Nada sudah terlalu bahagia dengan pesan yang dikirimkan oleh Tama.Tapi untuk datang sepertinya belum waktunya, lagi pula mengapa Tama tidak tepat janji.Bukankah sudah pernah Nada meminta waktu satu Bulan pada Tama, tapi malah di berikan dua Minggu dan anehnya baru dua hari Tama sudah mendesak untuk bertemu dengan kedua orang tuanya.Tanpa Nada ketahui bahwa Tama sudah tak sanggup menahan dirinya, sehi
"Mas yakin?" Kinanti merasa bingung pada Adam yang malah menyetujui apa yang diinginkan oleh putrinya, rasanya begitu mustahil untuk dilakukan oleh seorang Adam."Sayang, apa kamu yakin putri kita itu bersungguh-sungguh untuk menikah?" Adam lagi-lagi mengutarakan keraguannya, bahkan ingin melihat siapa lelaki yang sudah menjalin hubungan dengan putrinya tersebut.Beberapa waktu kebelakang ini memang Adam membebaskan putrinya, berusaha untuk memberikan sebuah kepercayaan.Agar Nada bisa menjalani hidup dengan baik, tanpa terus membuat masalah seperti selama ini terus dimanjakan oleh dirinya.Sementara Kinanti hanya terdiam menimbang apa yang dikatakan oleh Adam.Walaupun sebenarnya dirinya juga tidak yakin dengan keinginan Nada untuk menikah, menimbang anaknya itu masih labil.Bahkan bisa berpindah-pindah keinginan dalam waktu yang sama."Ya juga sih, namanya bocah sedang kasmaran," kata Kinanti membenarkan apa yang di sampaikan oleh suaminya itu."Siapa yang kasmaran?" Tanya Fikri yang
[Om, udah di tungguin Ayah di rumah] Nada.Nada langsung mengirimkan pesan pada Tama, sebab sudah mendapatkan ijin dari Adam.Bahkan Nada sudah tidak sabar untuk memperkenalkan calon suaminya itu pada keluarganya, setelah itu Nada pun bergegas untuk berdandan, harus cantik, manis dan juga menawan.bagaimana pun kini dirinya akan kedatangan tamu spesial, bahkan mungkin langsung saja mendengarkan kata lamaran.Sungguh hidup bersama dengan lelaki yang kita cintai adalah impian semua wanita di dunia ini tak terkecuali Nada.Nada pun sudah membulatkan tekadnya untuk menjadi istri di usia yang masih begitu muda ini, bahkan hanya hitung bulan dirinya akan merayakan hari ulang tahun yang ke 20 Tahun.Sementara Tama begitu bahagia saat mendapatkan pesan dari Nada, dirinya segera menyambar kunci mobilnya.Segera menemui keluarga Nada dan ingin langsung meminta persetujuan untuk menikahi Nada secepat mungkin.Namun Tama juga bingung, karena Nada mengirimkan alamat lainnya.Tak lain itu adalah ala
Fikri benar-benar tidak mengerti, bahkan tidak dapat mencerna semuanya dengan baik.Mengapa?Tentu karena penjelasan Nada yang begitu mengerikan, bahkan ini serasa seperti sebuah kejutan yang membuat jantungnya terus berdetak kencang.Rasa cemas yang begitu luar biasa seakan siap menghantam dirinya dengan segala pikirannya yang begitu kacau.Hanya satu harapan Fikri untuk kali ini, semoga saja Nada sedang bercanda seperti biasanya."Nada, kalau bicara jangan asal!" Fikri masih menepis semua yang dikatakan oleh adiknya? Mengapa? Tentunya semuanya seakan begitu mustahil.Lantas mengapa lagi-lagi semuanya seakan mengakuinya.Nada hanya diam seakan tidak menepis sama sekali apa yang barusan dikatakannya.Tatapan mata Fikri kini hanya tertuju pada Tama yang berdiri saling berhadapan dengan dirinya."Nada, serius Kak. Kan, Ayah yang minta buat ngundang calon suami Nada," Nada berbicara dengan suaranya yang sedikit meninggi, kesal karena Fikri seakan tidak percaya pada apa yang dikatakan oleh
"Om, aku mencintai Nada," satu kalimat yang akhirnya keluar dari bibir Tama.Pria itu dari tadi tampak diam saja, kali ini tidak. Bibirnya yang berbicara sendiri.Meskipun perasaannya saat ini sangat tidak bisa mengerti keadaan yang mengejutkan ini.Nada adalah anak Adam?Lagi-lagi Tama hanya bisa mengusap wajahnya sendiri mengetahui kenyataan ini.Dari awal hanya menepis, tapi apa? Ternyata semuanya adalah kebenaran."Nada, katakan apakah kamu sudah pernah tidur bersama dengan Tama, seperti apa yang dikatakan oleh Kakak mu?" Kali ini Adam sendiri yang bertanya kepada putrinya, meskipun kini dirinya berdiri tepat di depan Tama.Ingin mendengar bukti banwa apa yang dikatakan oleh putra sulungnya benar atau tidak.Nada tentunya tidak berani untuk berucap, untuk pertama kalinya Nada melihat wajah Adam yang penuh dengan kemarahan yang begitu mengerikan.Kepalanya hanya tertunduk tanpa berani membalas tatapan mata Ayahnya."Nada, Ayah masih menunggu jawabanmu!" Kata Adam lagi, sebab putriny
Adam langsung mencekik leher Tama, sebelum menghabisi pria itu mungkin dirinya tidak akan bisa baik-baik saja.Tapi Tama tidak bisa untuk melawan, tepatnya tidak ingin melawan sama sekali.Karena Adam adalah Ayah dari Nada, semuanya benar-benar serba sulit.Tidak melawan nyawanya bisa melayang, sedangkan jika melawan restu tidak akan pernah dia dapatkan.Lantas bagaimana? Apa yang bisa dilakukan oleh Tama?Menerima tanpa perlawanan atau sebaliknya.Suasana ini sangat mencekam, sulit untuk mengambil keputusan terbaik dari semua yang terjadi.Sebab hanya ada kemarahan yang terpancar, beruntung Kinanti sadar dan berlari mendekati Adam.Dirinya tidak ingin Adam menjadi seorang pembunuh, meskipun hatinya juga kecewa pada apa yang sudah dilakukan oleh Nada."Mas, cukup. Lepaskan dia," pinta Kinanti dengan air matanya yang terus saja berlinang.Sedangkan Adam tidak sama sekali perduli pada apa yang diinginkan oleh Kinanti, dirinya masih mengingat jelas apa yang dikatakan oleh Fikri sebelumnya
Tama mengusap wajahnya yang sudah babak belur tubuhnya penuh dengan lebam. Namun, percayalah sakit di hati jauh lebih parah dari pada luka yang tampak karena Fikri dan Adam.Tama pun akhirnya memutuskan untuk pergi, dirinya sangat tidak mengerti dengan semuanya.Hingga sebelum masuk ke dalam mobil mata Tama pun tidak sengaja melihat Nada yang berdiri di balkon kamarnya.Tama pun mengangkat tangannya, sementara Nada hanya diam menatap dengan iba.Keadaan Tama benar-benar membuat Nada merasa kasihan, tapi itulah perjuangan yang harus dilakukan.Ataupun mungkin saja Tama lebih memilih mundur dari semua perjuangan, sebab tidak ingin membuat masalah dengan Adam dan Fikri.Entahlah, Nada hanya bisa menarik napas panjang. Berharap akan ada jalan terbaik untuk hubungan mereka kedepanya.Hingga sesaat kemudian Tama pun pergi, perasaannya benar-benar tidak karuan.Sepanjang perjalanan pulang Tama hanya mengingat semua yang dikatakan oleh Adam, bahkan Tama pun membenarkan semuanya.Namun, tidak j
Pagi ini Tama menerima kiriman paket, meskipun tidak tahu apa dan dari siapa.Bahkan dirinya tidak ingin tahu sepertinya, dari siapa saja terserah.Tidak perduli dan tidak ingin perduli sama sekali.Mood-nya benar-benar tidak baik. Semua karena Nada, seorang pujaan hati yang telah bertahta dalam hati.Tama pun tidak mengerti mengapa bisa bocah ingusan seperti Nada mampu membuatnya tergila-gila, bahkan membalikkan dunianya dalam sekejap saja.Sayangnya kisah cinta tidak semulus jalan tol, pada kenyataannya kerikil dan badai siap menghantam untuk menghalangi keduanya untuk bersama salam membangun mahligai rumah tangga.Tetapi tunggu dulu, seperti ada yang janggal, isi dari paket tersebut adalah benda-benda yang pernah di beli oleh Nada menggunakan uangnya, bahkan Tama sangat mengenali semuanya.Apa yang tidak udiingat tentang Nada, tidak ada. Semuanya Tama ingat tanpa terkecuali.Tas dengan harga cukup fantastis, ponsel. Semua benda itu di beli benar-benar dengan uang Tama.Tetapi ada y