Bab 304

Terdengar suara bel berbunyi, Zahra bisa bernapas sedikit lebih lega. Paling tidak bisa lepas dari godaan Ferdian.

Godaan menjengkelkan dan sangat memalukan, bodohnya Zahra sangat besar.

Bahkan dirinya sendiri mengakuinya, padahal sejak dulu merasa paling pintar sedunia.

Itupun karena Bapaknya yang mengatakan dan menjadi pedoman dalam hidupnya.

Zahra adalah wanita paling pintar, paling baik, paling pintar.

Begitulah kata Kumar Abdullah.

Lagi pula mengapa dirinya mengigit bibir Ferdian, sungguh memalukan sekali.

Pada dasarnya tidak mahir dalam bercumbu, tetapi malah mencoba.

Jika saja Ferdian tahu, pasti juga dirinya akan lebih di tertawakan.

Mungkin!

"Sangat mengganggu sekali," kata Ferdian yang tidak ingin membuka pintu sama sekali.

"Mas, makanannya mungkin sudah sampai," kata Zahra lagi menunjuk pintu yang masih tertutup rapat.

Dengan adanya makanan itu pasti sudah tidak membahas masalah gigitan barusan lagi, pikirnya.

"Nanti saja, biarkan saja. Lagi pula ada pembicaraan penting."

"
Capítulos gratis disponibles en la App >

Capítulos relacionados

Último capítulo