Bab 238

"Di luar banyak tamu, dan aku kembali merasakan malu. Ferdian, kutukan apa yang Mama dapatkan sampai harus menanggung malu terus-menerus karena kau yang tidak menikah sampai sekarang?!"

Dada Ajeng terasa sakit, kepala mendadak pusing, sampai akhirnya jatuh pingsan.

Dengan cepat Ferdian menahan tubuh Ajeng dan merebahkannya di atas sofa.

Setelah beberapa saat kemudian akhirnya Ajeng pun sadarkan diri, perlahan mendudukkan tubuhnya dengan tidak sabaran.

Matanya menatap ranjang pengantin yang sudah dihiasi bunga-bunga.

"Ma, seharusnya istirahat dulu," kata Ferdian memberikan peringatan.

Sayang, tidak di perdulikan sama sekali oleh Ajeng.

"Jeng Irma, anda harus bertanggungjawab! Ini awalnya karena kamu!" Geram Ajeng pada Irma.

Irma pun tidak tahu harus mengatakan apa, kepalanya benar-benar tidak bisa berpikir dengan jernih.

Kini Irma sendiri, tanpa ada suami sebab, sudah meninggal dunia. Putri sulungnya Sindi masih berada di luar negeri, sedangkan Renata, pun sudah pergi meninggalkan diri
Capítulos gratis disponibles en la App >

Capítulos relacionados

Último capítulo