Bab 157

Dua jam kemudian Renata memasuki dapur, ternyata Mala masih berkutat dengan alat-alat memasak.

"Mama masak apa?"

Berkat kemampuannya dalam hal make-up wajahnya yang pucat terlihat masih segar.

Mala pun tak tega untuk memarahi Renata seperti biasanya, kini dirinya hanya tersenyum.

"Renata bantu ngapain Ma?"

"Kamu potong-potong sayuran ini, kita masak sama-sama dan setelah itu kamu antara makanan untuk Zidan."

Renata meneguk saliva mendengar nama Zidan, tapi lagi-lagi dirinya harus mengangguk setuju.

Flashback on.

Saat semalam ponsel Renata berdering, tertulis nama Raya pada layar ponselnya, segera Renata menjawabnya dan ternyata dirinya di ajak dugem.

Renata menolak, dengan alasan tidak enak badan. Saat pembicaraan berlangsung Zidan pun masuk ke dalam kamar, dan mendengar pembicaraan.

Setelah panggilan terputus, Renata baru menyadari bahwa dirinya tak lagi sendiri di dalam kamar.

Melainkan aa Zidan juga ternyata, entah sejak kapan.

"Pergi saja, dari rumah ini kau tak berguna!" Papar
Capítulos gratis disponibles en la App >

Capítulos relacionados

Último capítulo