Bab 158

"Mungkin Renata memang pantas untuk di hukum Ma, Renata memang wanita jahat. Padahal dulu Zidan baik banget. Kami bersahabat lama, saat Adam dan Zidan kuliah kedokteran dan Renata di fakultas hukum kami tetap bersahabat. Sayangnya semua harus hancur, dan itu karena, Renata."

"Yang sudah berlalu biar berlalu pergi, tidak usah di ingat lagi. Kalau kamu mati sekalipun tidak mungkin bisa berubah keadaan, kedepannya Mama harap kamu bisa lebih baik. Ya, Mama yakin sebenarnya kamu punya hati baik dan tulus," Mala bisa melihat raut wajah penyesalan di wajah Renata, semua manusia pernah melakukan kesalahan. Bukan tidak mungkin untuk berusaha memperbaiki diri.

"Sekali lagi makasih ya, Ma, Renata mohon jangan sampai Mama Renata tahu, soalnya Mama udah berfikir Renata bahagia sekarang."

Mala kembali memeluk Renata dengan eratnya, mengusap punggung itu dengan penuh kehangatan.

Sesaat kemudian Mala pun menjauh dan mengambil ponselnya untuk menghubungi seseorang.

Mala mengirimkan pesan pada Serena u
Capítulos gratis disponibles en la App >

Capítulos relacionados

Último capítulo