Bab 495. Tebakan Papi

“Papi mendengar suara gitar dari kamarmu, Wis. Sini, kita gitaran bareng,” ucap Papi Kusuma menyambutku.

Dia menunjuk gitar yang ada di rak penyimpanan. Aku mengambil keduanya. Satu untuk aku sebagai melodi, sedangkan satunya untuknya sebagai bass. Papi Kusuma paling jago untuk ini. Alunan lagu menjadi sempurna dengan dilengkapi suara gitar bernada rendah. Walaupun dia orang yang super sibuk, tetapi kemampuan bermain gitar melebihi rata-rata, termasuk melebihi kemampuan Papa Bram.

‘Eh! Aku kok membandingkan keduanya, ya?’ bisik hati ini sambil menggelengkan kepala. Pemikiran yang selalu aku hindari, tetapi sering mencuat akhir-akhir ini.

“Kita mau nyanyi lagu apa?” tanyanya sambil mengulurkan tangan menerima gitar yang aku berikan.

Aku duduk di seberangnya, dibatasi dengan meja kayu. Sebenarnya agak malas bermain gitar. Hati ini seakan enggan melantunkan lagu senang, tetapi keadaan sedang kondisi kebalikannya. Niatku untuk mengutarakan masalahku bisa terabaikan, sedangkan waktu hanya
Capítulos gratis disponibles en la App >

Capítulos relacionados

Último capítulo