Bab 500. Biar Saya yang Urus

“Apa yang harus aku lakukan, Pi?”

Aku tidak bisa berbohong kepada Papi Kusuma. Dia menelponku dan menangkap nada suara ini yang mungkin terdengar tidak beres. Yang aku ucapkan, mengantarkan ayah tiriku itu, ada di depanku sekarang. Kami janjian di lobi hotel.

“Pak Bram sekarang sudah istirahat, kan?”

“Sudah, Pi. Sebentar, obat yang dikomsumsi Papa ini.” Aku mengeluarkan obat dispresi dan menunjukkannya. Papi Suma menerima dan mengamatinya.

“Obat ini sebenarnya tidak berbahaya, Wis. Kami sering menggunakan kalau membutuhkan.”

“Papi?” tanyaku dengan terkejut.

“Iya. Tapi itu dulu saat Papi masih hidup untuk kerja. Tekanan pekerjaan dan tuntutan kami untuk selalu dalam kondisi fit, memaksa memilih jalan pintas ini. Asal tetap pada dosis yang ditetapkan.”

“Sekarang juga?”

Papi tersenyum. “Kalau sekarang Papi minum ginian, bisa diceramahi Mama kamu tujuh hari tujuh malam.”

Papi menyerahkan kembali obat yang tadi di tangannya. “Pak Bram sekarang membutuhkan pemulihan. Mama kamu kan bilang,
Capítulos gratis disponibles en la App >

Capítulos relacionados

Último capítulo