Bab 49. Rencana Hebat

'Tuhan pasti memberikan yang paling tepat buat kita.'

Sempat, aku menyalahkan dengan apa yang terjadi dahulu. Kegagalanku dengan Mas Bram melemparku keluar dari impian yang sudah terajut. Hilang semua keinginan, apalagi cita-cita.

Kosong!

Untung ada Wisnu, anakku, yang membantuku bangkit walaupun tertatih. Aku mulai merajut hatiku yang sudah tercabik-cabik dengan berusaha iklas dan berdamai dengan takdir.

Berusaha bangkit, berdoa dan iklas.

Betul, Tuhan menjawab akan doaku.

Jalanku sudah terlihat jelas, tinggal bagaimana caraku melangkah ke depan.

***

"Eyang!" teriak Wisnu memperingatkanku ketika melihat Ibu masuk.

Ibu membawa nampan teh yang sudah kosong. Secepatnya aku taruh ponsel Wisnu di dalam laci, kalau ketahuan Ibu bisa mengomel. Bukannya takut, lebih tepatnya malu.

Iya kalau masih gadis, masih bisa dimaklumi. Ini sudah punya anak ABG, tetapi dikasih tahu tidak bisa.

Aku tersenyum mengingat kejadian tadi. Curi-curi kirim pesan sama dia. Dibantu anak, lagi.

Lucu, ya!

"Nduk,
Capítulos gratis disponibles en la App >

Capítulos relacionados

Último capítulo