Bab 465.  Kawatir Itu Wajar

Suasana rumah ini kembali sepi, hanya terdengar sesekali kicauan burung liar yang berterbangan disela pohon palem di taman belakang. Bahkan mata ini mendapati sarang di sela dahan pohon itu. Pantas saja sedari tadi Anind berceloteh, “Bulung! Bulung?” Ternyata yang dimaksud ini.

Tadi aku sempat bercanda dengan Denish dan Anind, sekarang mereka harus ke kamar untuk istirahat siang. Kedua adikku ini semakin pintar dan lucu.

“Kak Inu tidak apa-apa, kan, ditinggal Eis dan Adek?” tanya Denish dengan menunjukkan tatapan iba. Adiknya yang di sampingnya ikut-ikutan sambil mengangguk.

Gemas!

Ingin aku cubit pipi mereka yang gembul dan aku ‘unyel-unyel’. Memeluk tubuh yang mungil pasti terasa hangat. Pantas saja banyak pasangan muda yang ingin segera dianugerahi anak, ternyata anak kecil sungguh membahagiakan. Mereka meninggalkan aku setelah bergantian memeluk dan menciumku. Aroma anak kecil sungguh menenangkan.

Hmm…. Seandainya aku nanti menikah dengan Rima, anakku akan mirip siapa, ya? Aku at
Capítulos gratis disponibles en la App >

Capítulos relacionados

Último capítulo