Bab 425. Pesan Tak Sampai

Kalau ada orang yang dibutakan oleh amarah, lebih baik diabaikan. Karena apapun yang kita ucapkan akan dinilai salah. Isi kepalanya sudah dipenuhi prasangka buruk.

Aku teringat wejangan yang Bapak sampaikan. Saat itu, aku masih remaja dan berkeluh kesah karena ada teman yang selalu berbuat masalah denganku.

"Mau digimanakan lagi, Nduk. Wong dia melihat dengan menggunakan kaca mata yang kotor. Seberapa cerah wajah kita, ya akan terlihat kusam. Iyo, to?" ucap Bapak.

"Tapi kan mengganggu, Pak."

"Gunanya kita punya dua tangan itu apa? Untuk menutup telinga kita yang ada dua ini. Abaikan saja. Anggap saja tidak penting."

Itu teorinya. Kenyataannya, mengabaikan itu tidak mudah. Jejeran kata-kata itu pun terlihat nyata di kepala ini. Bagaimana bisa melakukan hal itu?

Yang bisa aku lakukan sekarang, hanya tidak membalas pesan Dewi. Terserah dia akan bertambah marah atau tidak. Kalau aku balas, justru aku takut tidak bisa mengendalikan diri.

Aku mendesah dengan mengembungkan mulut, kemudian
Capítulos gratis disponibles en la App >

Capítulos relacionados

Último capítulo