Bab 432. Kamu Mendukungku, kan?

"Ran. Aku ngantuk," ucapnya setelah mulutnya menguap. Kedua tangan diregangkan ke atas, kemudian ke samping kanan dan kiri.

Dia pasti tidak hanya ngantuk, tetapi pegal juga. Kami belum mendapat kesempatan tidur.

"Minum ini dulu supaya segar." Aku menyodorkan minuman jahe panas.

Minuman dengan jahe segar yang dimemarkan, diseduh dengan air panas, dengan pemanis madu. Ini tidak hanya menyegarkan, tetapi juga menambah tenaga.

Dulu, Ibuk selalu menyiapkan untuk Bapak saat beliau lembur pekerjaan. Aku masih ingat saat Ibuk menuangkan minuman yang masih panas ke piring kecil, mengipas untuk mengurai uap panas.

"Ini sudah hangat." Aku menyodorkan piring kecil berisi minuman, meniru yang diperlakukan Ibu dulu.

"Terima kasih, Rani. My lovely wife ini memang is the best." Ungkapan yang terdengar gombalan, tetapi membuat hati ini menghangat.

Mas Suma yang awalnya duduk tegak di sofa, tubuhnya mulai merosot. Bersandar beberapa saat, kemudian merebahkan diri dengan kepala di pegangan sofa.
Leia este capítulo gratuitamente no aplicativo >

Capítulos relacionados

Último capítulo