Bab 292. Kesempatan

Mata ini mengerjap, menautkan serpihan kesadaran. Tidak kudapati lagi Mas Suma yang baru saja berdiri di depanku. Masih lekat di pendengaran suara yang aku rindukan. Begitu juga senyuman yang baru saja aku lihat.

“Mas Suma!”

Aku mengedarkan pandangan. Namun yang aku dapati hanya Pak Tiok duduk tepat di sebelah ranjang, dengan menunjukkan wajah kawatir. Dia terlihat kuyu dan berantakan.

“Mas Suma bagaimana?”

“Alhamdulillah. Keadaan Pak Kusuma sudah stabil. Sekarang, justru kamu yang harus menjalani pemeriksaan.” Dia mendorong bahu ini, saat aku berusaha duduk.

“Rani…. Kita bersahabat sudah berapa lama? Kenapa kamu masih menganggapku orang lain?” ucap Pak Tiok melupakan kesepakatan memanggilku seperti biasanya. Aku menatapnya tidak mengerti.

Dia mendesah sambil menatapku lekat. “Kenapa kamu tidak mengatakan, kalau kamu habis keguguran? Kamu harus istirahat, Ran.”

“Saat ini kesehatanku bukan prioritas. Aku harus—“

“Harus apa? Coba bayangkan kalau ada apa-apa dengan kamu. Bagaimana anak-a
Capítulos gratis disponibles en la App >

Capítulos relacionados

Último capítulo