Bab 276. Yang di Pikiran
Tangan ini masih menggenggam ponsel, walaupun sudah bergelung dalam selimut. Panggilan telpon dariku tidak diangkat oleh Mas Suma. Aku kirim pesanpun tidak dibaca, apalagi dibalas. Sibuk pekerjaan apa, sih dia?

Seakan berkejaran dengan jarum jam, aku berusaha menghubunginya. Namun, tidak ada balasannya. Sedangkan waktu yang diberikan Nyonya Besar semakin tertinggal hitungan detik.

“Mama….Mama?” suara Amelia sambil mengetuk pintu.

Aku tahu, ini pasti jebakan. Kalau aku menyahut, pertanda aku belum tidur. Secepatnya, aku tarik tangan yang masih menggenggam ponsel masuk ke dalam selimut. Secepatnya aku memejamkan mata, dan pura-pura mendengkur halus.

Benar dugaanku. Pintu terbuka pelan. Terdengar langkah Amelia masuk.

“Hmm….Mama sudah tidur,” ucapnya lirih, kemudian terdengar bunyi saklar dan ruangan pun terganti dengan temaran dari lampu sorot di dinding.

Mata ini masih terpejam, sampai terdengar pintu di tutup kembali.

Huuft! Aku seperti anak kecil yang diharuskan tidur cepat. Be
Astika Buana

Terima kasih sudah membaca cerita ini. Bahagia selalu, ya.

| Me gusta
Capítulos gratis disponibles en la App >

Capítulos relacionados

Último capítulo