Bab 281. Siapa Dalangnya?
Semua gelap. Mata ini masih ditutup dan mulut pun terkatup rapat seperti terbalut perekat besar.

“Dimana aku ini?” gumamku lirih.

Kepala ini ingat akan kejadian tadi. Aku dibekap dan tidak ingat lagi. Apakah ini hari akhir untukku?

Huuft! Semoga tidak.

Maharani istriku. Aku masih berhutang untuk menghubunginya. Kalau aku diberi kesempatan, tidak akan pernah aku mengabaikannya seperti tadi malam. Menempatkan dia di nomor sekian setelah pekerjaan dan urusanku. Sungguh, aku sangat menyesal.

Satu persatu nama anakku terlintas di kepala ini. Tidak hanya itu, senyuman dan lambaian tangan membulatkan tekad untuk tetap kuat dan terlepas dari kungkungan ini. Aku harus bisa!

Suasana sepi, hanya terdengar sesekali gesekan kayu seiring dengan embusan angin. Aku hirup udara dalam-dalam, aroma seperti oli bekas menyambar di penciumanku. Bau seperti di sebuah bengkel.

Kucoba beringsut, tetapi tangan dan kakiku terikat erat. Leherku pun terasa kaku.

Aku mendongak dan mencoba untuk berontak. Te
Astika Buana

Semoga keseruan cerita ini menjadi teman keseharian. . Terima kasih dan bahagia selalu.

| Me gusta
Capítulos gratis disponibles en la App >

Capítulos relacionados

Último capítulo