Bab 181. Mencari Titik Terang
POV KUSUMA

“Baiklah. Jaga anak-anak, ya. Doakan semua masalah selesai dengan baik,” ucapku sembari mengecup keningnya.

Dia mengangguk, tapi aku mengerti sikapnya hanya sekadar untuk menenangkanku. Maharani istriku ini memang berhati keras kalau ada sesuatu yang belum di terima di otaknya. Aku sadar, kalau aku di posisinya pun, mungkin aku akan bersikap seperti itu. Bahkan, bisa jadi lebih.

“Maaf Tuan, apakah yang saya katakan ke Nyonya salah? Sa-saya kawatir justru membuat Nyonya semakin marah.”

Sopirku menoleh sekilas ke belakang, pasti dia ini karena melihat reaksi istriku yang tanpa senyuman tadi. Dia dicecar berbagai pertanyaan, dan berakhir dengan rasa tidak puas. Itu yang aku tangkap dari raut wajah Maharani.

“It’s OK. Kamu sudah melakukan yang terbaik. Tapi ingat yang saya katakan sebelumnya. Jangan sekali-sakali peristiwa ini bocor! Ini masih dalam tahap penyelidikan. Mengerti?”

“Siap, Tuan Kusuma.”

Tujuanku sekarang bertemu Pak Tiok. Hanya dia yang bisa aku percaya dan
Astika Buana

"Namamu ada di sini, mulai pertama kau sebut," ucapnya menunjuk ke dada. "Hatiku penuh dengan namamu, bahkan sudah tidak ada celah. Aku tahu itu salah." . "Salah?" tanyaku dengan mengernyit. . "Ya. Sebelum aku mengucapkan ikrar dan dijawab sah," ucapnya, membuatku kaget setengah mati. . Tidak hanya berhenti di situ, dia melakukan sesuatu yang membuat hati setiap wanita melambung tinggi. Dia mengambil sesuatu di saku celananya. Sebuah kotak kecil dari kayu. Tanganku diambil dan kotak itu diletakkan di telapak tangan ini. . "Dewi Larasati? Maukah kamu menyimpan ini sampai hari itu tiba?" . Cerbungku yang baru berjudul, 'KEPINCUT BOSS NDESO' . Ditunggu ya, Kak. . Terima kasih.

| Me gusta
Capítulos gratis disponibles en la App >

Capítulos relacionados

Último capítulo