Bab 179. Asalkan Mama Bahagia
Tanpa bekal dariku sebagai istri, Mas Suma kembali ke kota. Aku belum bisa memberikan nafkah batin sebelum semuanya jelas. Hati ini belum iklas mendapatkan sentuhannya, apalagi di kepala ini masih mencatat kalau dia sudah menyentuh wanita lain.

Memang, sopir Mas Suma datang pagi-pagi memberikan penjelasan sebagai saksi. Namun, itu tidak mewakili kejadian seutuhnya. Dia hanya tahu setelah semuanya terjadi.

“Sa-saya datang ke kamar saat Tuan Kusuma sudah tidur di ranjang. Dan, orang-orang itu sudah bersiap pergi.” Itu yang dikatakan setelah aku mencecarnya dengan banyak pertanyaan.

Sebenarnya bisa saja aku menunjukkan foto mesra itu, tapi semarah-marahnya aku, tidak mungkin menurunkan harga diri suamiku. Kalau orang lain tahu tentang foto ini, bukankah akan menimbulkan gosip skandal yang hanya merugikan keluargaku saja.

“Sudah percaya dengan saya, kan? Kalau ada komplotan yang berniat menjebak dan merusak nama baikku?” ucap Mas Suma setelah bersiap akan pergi.

Aku menarik kedua uju
Astika Buana

Dewi Larasati, perempuan asli Solo, merupakan Sarjana Ekonomi yang banyak berkutat dengan teori. Apalagi, Larasati terlahir di keluarga yang berprofesi sebagai pengajar. Teori menjadi senjata utamanya sebagai konsultan bisnis. Namun, dia seperti melihat dunia yang berbeda saat bertemu dengan Jazil Ehsan. Tukang kayu yang merambah menjadi pengusaha itu terlihat ndeso dan punya pandangan menarik tentang segala hal. Bagaimana kisah antara Boss Ndeso dan Konsultan Bisnis Cerdas ini? . . Ikuti cerita ini di: KEPINCUT BOSS NDESO

| Me gusta
Capítulos gratis disponibles en la App >

Capítulos relacionados

Último capítulo