Bab 422

Dari pada banyak berbicara dengan Nada lebih baik langsung menyeruput kopi tersebut pikir Tama.

Sedangkan Nada masih diam saja ditempatnya, karena menantikan kalimat pujian setelah Tama nantinya mencicipi kopi buatannya dengan rasa penuh percaya diri.

"Kenapa masih di sini?" Tama malah kesal melihat bocah ingusan yang malah cengar-cengir di hadapannya.

Di mata Tama lebih terlihat seperti pengemis yang meminta receh.

"Nggak papa, Nada cuman mau dengar komentar Om aja," Nada pun tak ingin lebih lama dihadapan Tama, selain ingin melihat exspresi wajah Tama setelah mencicipi kopi ternikmat di dunia ini dan kopi itu tentunya adalah kopi buatannya itu.

Lagi pula setelah itu Nada pun ingin menyombongkan dirinya.

Menyombongkan pada Tama bahwa tangan mulusnya sangat pintar dalam menyeduh kan kopi.

Setelah itu Nada pun akan memasak, saat di cicipi lagi makanan nya pun akan kembali membungkam mulut Tama.

Nada tersenyum samar penuh kebahagiaan dan siap menantikan detik-detik kebanggaannya tersebu
Capítulos gratis disponibles en la App >

Capítulos relacionados

Último capítulo