Bab 216

"Kalau Om, Daddy nya Tari kenapa nggak pernah jenguk Tari? Apa nggak sayang sana Tari?"

Deg! Ini sungguh luar biasa, pertanyaan Mentari seakan begitu menyakitkan.

Sadar sudah menjadi seorang Ayah yang gagal untuk putrinya, air mata Zidan akhirnya tumpah juga di hadapan Mentari.

Pertama kalinya air mata itu tumpah ruah di hadapan selain sang Mama, apakah pertanyaan Mentari begitu memilukan hati?

Mungkin!

Tersadar dari semua perbuatannya sendiri, Zidan pun menyadari kesalahannya yang memang sudah tak mungkin mendapatkan maaf lagi dari Mentari maupun Renata.

"Kok, malah nangis? Emang Tari salah?"

Mentari masih menatap Zidan dengan bertanya, wajah polosnya kebingungan melihat exspresi wajah Zidan saat ini.

Bocah ingusan itu belum dapat mengerti sama sekali atas keadaan sekitarnya.

"Karena, dia tidak pantas untuk di sebut Daddy!"

Irma menimpali dengan cepat, tersenyum mengejek Zidan.

Baru saja sampai di rumah sakit dirinya sudah mendengar pertanyaan Mentari tersebut, artinya Renata sudah
Capítulos gratis disponibles en la App >

Capítulos relacionados

Último capítulo