Bab 214

"Ya, dia memang anak mu. Tapi, kamu mengharapkan kematian nya."

Renata belum bila melupakan saat Zidan terus mengatakan bahwa janinnya tak akan bertahan lama, dirinya yang tengah mengandung terus saja di anggap mandul.

Sekalipun sudah jelas tengah mengandung, bahkan yang lebih anehnya Zidan secara tak langsung seakan tidak menginginkan anak nya sendiri.

Salahkan jika Renata lebih memilih untuk tetap diam dan mengikuti keinginan Irma dan Sindi.

"Aku Ayahnya! Kenapa malah mengatakan bahwa kau sudah keguguran."

"Bukankah kau tidak menginginkan nya?"

Flashback on.

Beberapa Tahun yang lalu saat Renata tengah duduk bersantai menikmati indahnya sore hari di halaman rumah tiba-tiba meringis kesakitan.

Tangannya mencengkram erat perutnya, rasa sakit luar biasa seakan siap untuk menghabisinya saat itu juga.

Secepat mungkin Sindi melarikan menuju rumah sakit terdekat, dokter mengatakan bahwa janin Renata berbahaya dan harus di angkat dengan segera.

Apa lagi pendarahan yang tak kunjung berhenti s
Capítulos gratis disponibles en la App >

Capítulos relacionados

Último capítulo