Bab 67. Keanehan Mas Suma

"Mas Suma ... Mas. Kenapa!?"

Tergopoh aku menghampirinya yang terlihat berbaring dengan tangan terkulai ke bawah ranjang. Wajahnya agak pucat dan pandangan mata sedikit redup.

"Ran, aku lemas," ucapnya lemah.

Aku raba dahinya tidak panas. Tangan, kaki normal. Kenapa, ya? Atau?

"Mas Suma, sudah makan?"

"Tadi makan sedikit. Tidak selera. Aku istirahat saja. Ran, kamu duduk sini," katanya menunjuk tempat kosong di dekat kepalanya. Dia memeluk pinggangku sambil tiduran.

Sambil mengusap-usap kelapa Mas Suma, aku membuka resep-resep di ponsel.

Zaman sekarang sangat mudah, ya. Dulu, kalau mau masak enak harus tanya sana sini. Itupun belum pasti dapat. Sekarang, tinggal klik pilih yang di rasa cocok, dapat dah.

"Aku mau makan itu," teriak Mas Suma langsung merebut ponselku. Dia menunjuk satu gambar makanan di mangkok, Soto Betawi. Ternyata, tanpa aku sadari dia mengintip apa yang aku lakukan.

"Aku mau ini, yuk, sekarang!" teriaknya langsung berdiri.

Mas Suma yang beberapa waktu yang
Capítulos gratis disponibles en la App >

Capítulos relacionados

Último capítulo