Bab 491.  Hukuman

Aku sempat membenci makanan yang terhidang di depanku sekarang. Aroma menguar dari piring besi yang terlihat panas. Gemericik saus yang berlimpah pada potongan iga bakar yang menggugah selera.

Sampai sekarang, Papa Bram tidak tahu kalau aku sempat mual menghidu aroma ini. Iga bakar, makanan kesukaan aku dan Papa Bram. Disetiap menikmatinya, ini merupakan ajang yang menyenangkan. Kami akan berlomba bahkan berebut sampai tetes saus terakhir.

“Ayo, Wisnu. Kita balapan seperti dulu,” ucap Papa Bram sambil menunjukkan potongan yang sudah di tangannya.

“Tidak, Pa. Wisnu tadi di rumah sudah makan. Ini saja sudah cukup,” ucapku sambil menunjuk lumpia goreng pesananku.

“Beneran, ya. Tidak nyesel,” ucapnya sesaat sebelum berkutat dengan tulang dan berbalut daging bersaus itu.

Papaku ini memang suka makan. Dulu Mama memanjakan dengan segala apa kesukaannya, terutama iga bakar. Kalau sudah dihidangkan, bisa dipastikan dia akan memakannya dengan lahap. Akan tetapi, yang aku tangkap sekarang tidak
Capítulos gratis disponibles en la App >

Capítulos relacionados

Último capítulo