Bab 46. Maukah Kamu?

"Woi ... ! Indahnya"

Amelia lari mendahului kami. Ternyata Tuan Kusuma, tadi siang pergi untuk mempersiapkan makan malam kami ini. Dia sudah mulai bersikap romantis. Usaha yang luar biasa untuk seorang Kusuma yang benci dengan urusan picisan seperti ini.

Di taman dengan padang rumput dan tumbuhan yang rimbun. Kami disambut indahnya lilin-lilin dipasang dibeberapa sudut. Suasana romantis mulai menyeruak dan diperkental dengan rangkaian bunga dan lilin yang menjadi arah jalan kami.

Amelia berjalan di depan kami dengan girangnya. Tanganku digenggam lembut oleh Tuan Kusuma. Kami berjalan berlahan dan bermuara di sesuatu yang tak kalah indah.

Sebuah pondok kecil yang dipenuhi dengan rangkaian bunga yang dililit di tiang dan atapnya. Bunga tergantung jatuh di atas kami dengan diselingi cahaya kecil disela-selanya.

Indah sekali.

Kami duduk bertiga. Senyuman terpancar di wajah kami.

"Sekarang, adalah syukuran untuk Maharani calon istriku ...," kata Tuan Kusuma terpotong teriakan Amelia.

"Dan
Capítulos gratis disponibles en la App >

Capítulos relacionados

Último capítulo