Bab 254.  Darah

Seperti orang linglung, aku terdiam tidak tahu harus berbuat apa. Pikiranku kosong, bahkan apa yang dikatakan Bik Inah dari seberang saja, tidak aku tangkap dengan jelas. Yang ada di pikiranku, Tias susternya Danish kecelakaan. Bukankah dia bersama Amelia? Terus, bagaimana dengan anakku itu?

“Ada apa, Ran?!” Suara keras Pak Tiok mengagetkan aku, menyadarkan dari pikiran jelek yang bergulir di kepala ini.

“Amelia. Amelia dan suster kecelakaan,” sahutku. Aku menatapnya dengan tatapan kecemasan, tangan ini pun meremat erat ujung baju, mengurai resah yang mulai membuncah ini.

“Tenang, ya. Setelah keluar jalan tol, kita sudah dekat dengan rumah,” serunya, kemudian menambah kecepatan, dan kembali memusatkan pada jalanan yang mulai memadat.

Sedangkan aku, sibuk menata hati yang gundah. Apalagi, semua ponsel tidak bisa dihubungi. Pak Maman, Amelia, bahkan nomor ponsel Satpam. Aku menyerah, dan berakhir dengan menatap jendela mobil sambil melantunkan doa agar semua baik-baik saja.

Kepadatan
Capítulos gratis disponibles en la App >

Capítulos relacionados

Último capítulo