Bab 253.  Pintu Cinta

Rasa cinta yang berangkat dari rasa kasihan, merupakan pintu masuk yang paling indah. Karena ini tidak menitikberatkan pada keindahan yang bersifat semu.

*

Mata ini memindahi laki-laki di sampingku. Sosok yang hampir bernilai sempurna. Secara fisik sudah melebihi kata cukup.

Walau tidak muda lagi, tetapi tubuhnya tinggi dan tidak ada gumpalan lemak yang menandakan seorang om-om. Wajahnya apalagi. Di bingkai dengan rambut lurus sebahu dan mata sipit tetapi berkulit gelap. Secara kepintaran juga melebihi laki-laki pada umumnya. Dia lulusan S2 dari Eropa yang menunjukkan seberapa kualitasnya.

Dan, yang paling aku acungi jempol, dia memiliki hati yang baik. Aku saksinya.

Namun, apa yang dia miliki tidak membuatnya cukup berani untuk menjalin hubungan serius dengan perempuan. Selalu ada kata ‘tapi’ di setiap alasan.

“Pak Tiok kenapa kasihan dengan Kalila saja. Banyak perempuan di luar sana yang teraniaya. Bahkan melebihi penderitaan Kalila,” cetusku sambil melihat perubahan raut wajahnya.

Capítulos gratis disponibles en la App >

Capítulos relacionados

Último capítulo