Bab 97

"Aku menerima talak mu Mas."

Satu butir air mata jatuh di pipinya, Kinanti mengusap dada yang terasa sesak.

Sesak bukan karena, kesal tetapi, kasihan akan nasib anaknya yang tak pernah bisa merasakan keluarga yang utuh layaknya anak di luar sana.

Mata nanar Kinanti terus menatap punggung Adam, sesaat sebelum benar-benar masuk ke dalam mobil Adam kembali menatap Kinanti yang kini berdiri di ambang pintu depan menggendong bayi nya yang malang.

Sedetik kemudian Adam benar-benar pergi, menghilang dari pandangan mata Kinanti.

"Kamu kuat," Serena mengusap punggung Kinanti.

Memberikan kekuatan untuk sahabatnya itu agar tetap berdiri tegak di atas segalanya.

"Aku boleh nangis, ya, Serena? Aku janji setelah ini tak akan menangisi dia lagi," Kinanti memberikan Fikri pada Serena.

Setelah itu masuk ke dalam kamar dan menangis sekencang-kencangnya untuk meluapkan perasaan emosi yang tertahan.

Mengapa harus anaknya ikut merasakan apa yang pernah di rasakan olehnya, Kinanti tak ingin membagi penderi
Capítulos gratis disponibles en la App >

Capítulos relacionados

Último capítulo