Bab 330
Sampai di depan ruang operasi, Zidan harus melepaskan tangan Renata.

Tapi tidak, Zidan masih menggenggamnya dengan erat tanpa ingin melepaskan sama sekali.

Genggam itu bukan sekedar tidak ingin dilepas, tapi juga karena takut ini akan menjadi yang terakhir kalinya keduanya saling menggenggam tangan.

"Sebentar," Renata meminta untuk sejenak berhenti mendorong brankar, tepat di depan pintu ruang operasi yang sudah terbuka lebar.

Renata menatap Zidan yang terus saja menatapnya penuh air mata.

Renata menggenggam erat tangan Zidan, setitik air mata yang menetes dengan bibir yang tersenyum.

"Aku tidak apa," kata Renata dengan nada suara bergetar.

Zidan menggeleng dan tidak tahu harus berkata apa, kondisi ini sangat membuatnya menjadi tidak berdaya.

"Tapi aku punya satu keinginan," pinta Renata.

Zidan pun menatap manik mata Renata, menantikan apa yang akan dikatakan oleh wanita yang dicintainya dari dulu sampai kini.

"Aku yakin aku akan baik-baik saja, tapi-" Renata sejenak terdiam sebab mata
Capítulos gratis disponibles en la App >

Capítulos relacionados

Último capítulo