Bab 289

Sepanjang perjalanan pulang menuju rumah Zahra hanya diam.

Diam tanpa kata.

Apa yang dilihat dan diketahuinya barusan sungguh luar biasa, begitu mengejutkan di saat perasaan sedang tidak menentu.

Entahlah, semua berjalan begitu saja, tidak tahu apakah cinta atau hanya sebuah pelampiasan karena kesal pada Ferdian yang memaksanya untuk menjadi istri.

Jujur saja, saat ini perasaan Zahra bukan sakit. Hanya saja sedikit kecewa.

Kecewa dan malu pada Ferdian yang ternyata Galang tidak lebih baik.

Lantas siapa yang lebih baik?

Ferdian?

Tidak mungkin juga, mengingat menikah saja dengan cara memaksanya.

Zahra menarik napas panjang, semua terasa begitu berat.

Bahkan sangat mengejutkan bagaikan sebuah hadiah yang disiapkan.

"Apa kamu tidak ingin turun?"

Zahra pun beralih menatap Ferdian, tersadar ternyata sudah sampai di rumah.

Rumah siapa?

Rumah keluarga Adam.

Dengan rasa malas Zahra pun turun dari mobil, kakinya berjalan pelan menuju kamar.

"Zahra," panggil Ajeng datang dari arah dapur.

Zahra
Capítulos gratis disponibles en la App >

Capítulos relacionados

Último capítulo