Bab 252

Ferdian pun benar-benar membiarkan Zahra untuk beristirahat di kamar sendirian, memilih memberikan waktu untuk mencerna setiap kata yang barusan disampaikannya.

Ferdian bukan seorang pria romantis, apa lagi pandai dalam merangkai kata. Setiap kata yang di ucapannya hanya sebuah keseriusan, kebenaran yang nyata, walaupun kadang menyakitkan bagi sebagian orang yang mendengarnya.

Namun, itulah dirinya. Hidup serius tanpa ada gurauan jenaka.

Sadar dirinya sudah salah, namun lebih baik mengakuinya sebelum Zahra mengetahui dengan sendirinya.

Semua hanya rekayasa saja, sejak awal Ferdian sudah merencanakan semua dengan matang. Mengingat Ajeng begitu memaksanya menikahi Renata.

Ferdian tahu keadaan Renata yang terguncang, sebagai dokter yang menangani Renata dalam memulihkan mentalnya sudah pasti Ferdian tahu segalanya.

Melihat kerasnya Ajeng tidak mungkin membantah dengan keras, sadar Mamanya itu baru saja pulih dari kangker payudara yang hampir merenggut nyawa.

Harta paling berharga adalah
Capítulos gratis disponibles en la App >

Capítulos relacionados

Último capítulo